Mungkin Perlu Lebih Banyak “Pong”

mungkin bangsa ini perlu melahirkan setiap hari satu Pong Harjatmo. Lelaki gaek dengan jiwa mudanya, ia mengambil jalan berbeda dengan orang kebanyakan. Sama seperti yang lain, ia pun muak dengan oknum pemerintah di negeri ini tetapi tidak lantas membuatnya berlepas tangan. ia selesaikan dengan caranya sendiri.

ada beberapa orang yang mencibir tindakannya, menganggap itu sebagai upaya mencari popularitas. dengan enteng ia jawab, “kalau saya mau popularitas, saya akan undang wartawan dari awal saya naik gedung.. tapi tidak!! saya naik sendiri. ini bukan untuk popularitas“. Sayapun melihatnya demikian, ia adalah bentuk perjuangan seorang rakyat, permintaan tulus agar pemerintahnya menjadi lebih “jujur, adil dan tegas”. DPR telah menciderai bangsa ini di ulu hatinya, dan Pong sedikit mengobati itu. Pong mewakili rasa sakit dari seluruh rakyat Indonesia, atau paling tidak ia mewakili rasa sakit saya.

Kasus Century yang entah berakhir dimana, bahkan terancam ditutup karena KPK tida melihat ada indikasi tindak pidana korupsi. Padahal kalau kita ingat, berlarut pembahasan tentang itu, banyak uang rakyat yang tersedot untuk anggaran pansus century.. tapi semua terlupakan. Mereka meminta renovasi gedung DPR dengan alasan yang tidak masuk akal ketika rakyat dihimpit kemiskinan yang menjadi-jadi. Kenaikan TDL terkesan mereka biarkan saja. Dihari-hari terakhir ini kita dengar mereka bolos, tidak hadir di rapat paripurna.. dan sederat kisah perih lain yang di torehkan DPR di hati rakyat Indonesia. Maka perlu ada satu cara berbeda untuk mengingatkan mereka. dan Pong melakukan itu dengan caranya, darah senimannya membuat ia lebih memilih mencoret gedung itu, sebuah prasasti yang akan dikenang sejarah.

Anggota DPR mesti sadar bukan malah kemudian menyalahkannya dengan berkata “kalau untuk menyampaian aspirasi kan ada jalurnya, bukan dengan ini“. hah, tertawa saya mendengarnya, mungkin Pong Harjatmo juga tertawa. Mana aspirasi yang tersalurkan dan didengarkan itu?. semakin kuat rakyat menjerit semakin kuat pula para anggota dewan yang terhormat itu menutup telinganya.

Maka biarkanlah Pong melakukan aksinya, ia mewakili rakyat ini, bukan untuk popularitas.
ada tiga gedung lagi yang akan saya coret“, kata Pong.
silahkan Pong.. silahkan

—————————–
..tapi tidak semua anggota dewan yang “busuk”. diantara mereka ada juga yang bersih, namun jumlah mereka masih sedikit. kita do’akan saja, kelak jumlah anggota dewan yang bersih ini bertambah. amiin..
—————————–

24 responses to “Mungkin Perlu Lebih Banyak “Pong”

  1. Kita butuh pong-pong yang lain untuk menyadarkan para anggota dewan. Agar tak ada yang absen, tidur dan berkelahi saat sidang.
    Akh komentar sebelumnya ana belum log out dari adminnya..afwan

  2. orang yang anggap mas pong cuma cari popularitas itu kuper kali mas, dia kan udah populer sejak dulu kala… (artis senior berbakat kok).
    🙂
    maju terus mas pong…

  3. yup..saya lebih suka caranya pong..
    dia melakukan itu bukan untuk popularitas..
    tapi untuk mengingatkan..

    anggota dewan sekarang kebanyakan artis…
    sibuk cari side job..
    ketwa waktu mereka menolak sistem finger print..
    kebayang gak kalau para anggota dewan masih pake absen ceklok..(^_^)

    salam hangat dari bulan

  4. kelak salah 1 angota dewan yg bersih itu adl… Adrian Rangtalu! (…..?!) Mereka yg korup saja dg PD tetap bercokol dg jabatannya (gak ada malunya!), shg org2 yg membawa semangat perbaikan tdk boleh ragu menyandang amanah wakil rakyat, krn ini pertarungan yg haq dg batil!

  5. hebat..hebat…hebat…!!!

    ehm, semoga saja anggota dewan yang ‘bersih’ itu akan tetap bersih selamanya
    sampai 2014 nanti dan sampai tak ada kedzoliman di muka bumi (kapan ya???)

    yang jelas janji Allah akan kemenangan itu PASTI.

  6. bingung dengan fungsi DPR..
    seperti menjadi sarana yg memfasilitasi kepentingan yg bukan kepentingan rakyat.
    yang “bersih” itu,ya..semoga terjaga kebersihannya..
    tapi kata keluarga saya di rumah,”memang kita berharap mereka berbeda,menjadi angin segar untuk rakyat,tapi kita akan jauh lebih sport jantung ketika mereka ‘dikorek-korek’ kekurangannya, dicari-cari kesalahannya yang memang ketemu… misalnya data anggota DPR yg belum melaporkan kekayaannya masih banyak,lho kok yg bersih juga masih ada yg belum,itu kan jadi opini masyarakat,seolah2,yg bersih dan yg biasa saja itu seperti telunjuk dan jari tengah,tidak jauh beda..”.
    so how.. tidak aneh jika nanti banyak yang apatis terhadap negara ini…
    kalau tidak sadar dengan teguran atau cubitan,kayaknya emang kudu “ditampar” agar sadar..

Tinggalkan Balasan ke rangtalu Batalkan balasan