Ikhwan, Akhwat dan Rapat Malam

siluet3

kini mubes lah sampai malam
antah apo nan dikaja
akhwat kini lah pulang malam
nan ketek lah mulai taraja

Saya benar-benar kaget ketika mendengar kabar ada dua FSI (Forum Studi Islam = Lembaga Da’wah tingkat fakultas ) yang melanjutkan MUBES (Musyawarah Besar) nya sampai ba’da magrib dan baru selesai setelah isya. Salah satu melanjutkan di Mesjid Nurul Ilmi, sedangkan FSI yang lainnya melanjutkan di Gedung F. Saya tidak akan sebutkan FSI dari Fakultas mana yang “khilaf” mengambil keputusan itu. Sesuatu yang teramat “tabu” untuk dilakukan di Universitas Andalas, apalagi oleh sebuah FSI. Sebelumnya, hal yang senada dengan ini sedikit telah saya bahas di dalam tulisan Fenomena Rapat Malam. Semoga ini jadi pengingat dan pelajaran bagi FSI/LDK yang lain.. atau siapapun saja yang ingin da’wah ini barakah. insyaAllah.

Sebelum saya lanjutkan, saya ingin sampaikan bahwa saya bukan si ustadz yang banyak ilmu atau si kakek segala tahu, saya hanya satu dari sekian banyak ikhwan [ itupun jika sebutan ikhwan pantas untuk saya] yang hendak berkontribusi untuk da’wah ini. Walau saya tahu apa yang saya lakukan masih kecil dari pada sebutir pasir. Tidak ada maksud menggurui siapapun. Hanya sekedar mengingatkan !!

—————-

MUBES atau rapat apapun sampai menjelang isya yang melibatkan ikhwan dan akhwat adalah sesuatu yang teramat tabu di kampus ini, apalagi bagi sebuah LDK. Kalau yang rapat cuma ikhwan saja tidak masalah melewati isya, sampai diniharipun tidak masalah, asal sanggup saja berfikir jernih sampai batas waktu itu. Akan tetapi jika telah melibatkan akhwat di dalamnya, maka semua sudah harus selesai sebelum magrib. Tidak ada yang berlanjut sampai malam. Ada banyak sekali pertimbangan yang mesti kita fikirkan dalam hal itu. Jika tetap dipaksakan dan dibiasakan maka akan banyak fitnah yang kemudian bisa muncul baik bagi akhwat, bagi ikhwan, bagi LDK dan terutama sekali : fitnah bagi da’wah ini.

Apa salahnya jika MUBES nya di skors hingga minggu depan ataupun kalau benar mendesak lanjutkan besok sore. Kenapa mesti dipaksakan selesai hingga malam tetapi menabrak kaidah. Seolah-olah jika MUBES tidak selesai maka akan timbul kegoncangan hebat dalam da’wah kampus. Seolah-olah jika Ketua Umum-nya tidak terpilih malam itu maka semua barisan da’wah akan hancur. Oh, saya rasa tidak akan samapai seperti itu. Mungkin ada yang berpendapat bahwa organisasi lain saja rapat sampai tengah malam kenapa kita tidak. Hah, jangan samakan kita dengan yang lain, justru dalam hal inilah yang membuat kita berbeda. Jika kita meniru mereka lalu apa yang membuat kita spesial. “ lah samo se sawah jo pamatang ma“

Maka bagi para mas’ul, para ketua, para pemimpin LDK perlu memperhatikan ini. Mestilah dipahami ada batas “jam malam” bagi akhwat. Dan batasan untuk melakukan aktivitas rapat yang melibat ikhwan dan akhwat hanya sampai magrib saja. Akhwat sudah harus meninggalkan kampus menjelang magrib dan berad di rumahnya. Setelah itu kalaupun akhwat masih ingin melakukan aktivitas seperti berbelanja, mengetik tugas, atau ke rental computer, carilah yang terdekat dari rumah dan maksimal hanya sampai pukul 21.00 saja.

Saya tidak sedang ingin membatasi ruang waktu gerak bagi aktivitas akhwat diluar sana. TIDAK. Tapi saya tengah berbicara tentang citra da’wah ini. Bagaimana mungkin kemudian orang akan bersimpati terhadap da’wah jika mereka melihat akhwat masih berkeliaran hingga malam. Siapa lagi yang akan mereka jadikan contoh bagi putri-putri mereka jika akhwat sendiri masih berkeliaran di malam hari seperti wanita pada umumnya. Tidakkah takut kemudian ini menjadi alasan pembenar bagi teman-teman mahasiswi yang lain; “akhwat anak forum itu saja pulang malam kenapa kita tidak”.

Akhwat juga mesti memahami ini, jika sudah saatnya kalian pulang, sampaikan saja dengan tegas kepada ikhwan yang memimpin rapat; “afwan, kami harus pulang sekarang !!!”. kenapa mesti takut untuk itu.  Para mas’ul / pemimpin LDK ketika hari hampir magrib sementara antum rapat dengan akhwat, maka segera tutup rapat antum dan suruh mereka pulang. Kalau pembahasan belum selesai lanjutkan saja besok.. Karena masalah “jam malam” akhwat sebenarnya tidak hanya urusan akhwat tetapi juga urusan ikhwan, terutama mereka yang di amanahkan menjadi pemimpin. tolong jaga ini..ingatkan selalu.

Maka cukuplah ini menjadi yang pertama dan terakhir. Usah diulang lagi, kecuali ingin menjadikan diri sebagai keledai yang menjatuhkan diri dua kali ke dalam lubang yang sama.

Persoalan ini sebenarnya bisa kita cari arahannya dengan mengambil dalil fiqh prioritas yaitu : “menolak kemungkaran lebih diutamakan dibandingkan mengambil manfaat”. Maka mencegah timbulnya fitnah bagi dakwah ini dan  membentengi akhwat dari fitnah, lebih utama dibanding keinginan untuk menyelesaikan MUBES/rapat yang dilakukan sampai malam. Jangan sampai kemudian adik-adik yang baru bergabung dengan LDK menganggap ini sebagi sesuatu yang biasa, sehingga di tahun-tahun berikutnya mereka melakukan hal yang sama, “lah pandai lo nyo rapek sampai malam-malam” sementara kita tidak lagi berada di kampus untuk mengingatkan mereka.

—————————-

Dalam hal ini saya akan tegaskan kembali pendirian saya bahwa saya adalah orang yang tidak menyukai adanya MUBES/rapat/kegiatan apapun yang melibatkan ikhwan-akhwat yang diadakan LDK hingga malam. Tidak suka jika ada akhwat yang masih berada di luar rumah di atas pukul 21.00. Apapun alasannya. Kecuali alasan yang mendesak dan penting. Tapi perlu di ingat alasan mendesak dan penting itu tidak terjadi setiap hari. Jadi jika ada yang setiap hari keluar malam dengan alasan mendesak dan penting, jelas tidak bisa diterima.

Terserah jika ada yang mengatakan bahwa saya terlalu turut campur pembahasan akhwat. Saya hanya tengah melakukan apa yang mesti saya lakukan, menyampaikan apa yang saya anggap benar. Apakah sebuah kebenaran harus disembunyikan hanya karena takut di cap –begini dan begitu- oleh orang lain? Jelas tidak.

mari kita perbaiki bersama, sungguh ini tidak baik untuk da’wah.

Ya Allah saksikanlah ..sesunguhnya saya telah menyampaikannya..

13 responses to “Ikhwan, Akhwat dan Rapat Malam

  1. Yup SEPAKAT! Pro rangtalu.. Peristiwa ini pernah terjadi dtahun 2006. Ga tau apa prtimbangannya waktu itu. Krn waktu itu saya msh lugu.. Skrg trjadi lg. Astaghfirullah.. Smoga ALLAH mnghilangkn sgala fitnah dan Smoga FSI/LDK Kita tdk dMasukkan kader yg sekuler.. Amin. (emg ada?)
    Salam ADK! Brfikir Cerdas, Hati Ikhlas, Kerja Keras.. ALLAHUAKBAR!!

  2. Kasian de si akhwat,
    Selalu kena sorot melebihi temannya yang satu lagi *betul apa betul…?

    Mudah-mudahan dapat dipahami bahwa sorotan ini bukan sembarang sorotan, melainkan pengingat dalam hal kebaikan dan keimanan.

    “Evaluating doesn’t mean blaming”

  3. Asw.iyo tu ma.mantap masukan utk adk.ndak sakali se kasus ko tajadi do.baa kok sampai malam mode tu?penyebabnyo:awak lalai terhadap waktu, budaya telat, dalam mubes acok mananyoan yg ndak paralu2, jd lah habih se waktu disitu, sahinggo pembahasan untuak yg labiah urgen dalam mubes ndak salasai,pimpinan sidang kurang bijak dlm membagi waktu pembahasan, ado perasaan dak baa talambek pulang asal utk dakwah(ko nyo yang jadi blunder atau yg dianggap pembenaran. acok awak sebagai adk talembek sholat maghrib dek mangaja manyalasaian mubes.ikhwan pulang malam ndak terlalu masalah.klo akhwat tantu ndak ahsan rasonyo doh.bayangkan se lah.misal akhwat pulang dari kampus lewat dari jam 7.00 malam.tibo di pasa baru.tantu masyarakat mancaliak dan heran:kok yang bajilbab dalam ko acok lambek pulang dari kampus.ciek lay:syuro kampus harus lebih cepat mencari solusi dg kondisi ini. ingatkan mereka, dan tegaslah kpd mereka(tidak keras).afwan klo ada yg tasingguang mambaco.hny berniat dlm rangka saling menasehati dlm kebaikan.afwan klo pakai bhs minang.hehe.salam:)

  4. Benar sekali, yang telah antum paparkan, akhiy. selagi masih bisa memilih untuk tidak beraktifitas di luar, maka perempuan sudahlah berada di peraduannya sebelum ‘jam malam’. Namun, ngga bisa dipungkiri juga, bagi mereka yang memang kuliah di perguruan tinggi yang memang mengadakan perkuliahan hingga pukul 10 malam. atopun para perempuan yang terpaksa harus bekerja hingga lewat dari maghrib. sebaiknya kita juga tidak memberlakukan ‘akhwat harus berada di rumah sebelum jam 9pm’ secara general. tetapi, saya sangat tidak setuju sekali, kalo ikhwan-akhwat ada di luar malem2, dengan alasan yang tidak jelas. akhi, ane cuma ingin bercerita. syukur alhamdulillah, di kampuang wak masi ada budaya malu yang sangat kuat dalam diri adk. sehingga kasus yang ada mungkin sebatas kasus yang di papar akh adrian. namun di luar sana, sudah banyak skali ikhwan-akhwat yang berbaur hingga keluar malam untuk hal2 yang sangat personal. fiuuh… ane sering makan ati ngliat klakuan mreka. pengen pulang kampuang se dibueknyo. tapi, perjuangan harus dilanjutkan!!!

  5. ghawdul bashar telah ditinggalkan, syariat Islam diinjak. kita ngaku ingin menegakkan dakwah Allah tapi hak-hak Allah kita abaikan..lha jadi gimana Allah akan menurunkan pertolongannya utk menyukseskan dakwah yang kita usung.

  6. ana ingin bertanya kepada seluruh ikhwan akhwat seIndonesia…keberadaan kita wajihah dakwah sekedar untuk berorganisasi atau berdakwah? kalo cuma sekedar berorganisasi wajar kalo mubes sampe malam bisa terjadi..tapi kalo memang ingin berdakwah gak ada yg namanya mubes ampe malam, tebar pesona, bicara ngelantur tanpa adab antara sesama ikhwan akhwat. ana ingin tanya bagi antum antunna yang mubes ampe malam. Benarkah antum antunna melakukan mubes ampe malam merupakan perwujudan dari niat suci berdakwah? atau cuma sekedar mengekspresikan diri sebagai “aktifis organisasi”? afwan, ana memang agak emosi krn ini kasus ke 7 yang ana jumpai.

  7. betul sekali, sudah seharusnya LDK manapun tidak melakukan mubes atau kegiatan apapun yang melibatkan akhwat hingga malam hari. tapi sayangnya hal ini masih banyak dilanggar oleh sebagian LDK… ckckckckckckck

Tinggalkan Balasan ke setitikharapan Batalkan balasan