Bingung Soal Imunisasi dan Vaksinasi

f4c514e489845c1b87b13aa4b448772f

17 hari lagi putri saya Hilya berumur 1 bulan, kata orang ia sudah harus mulai mendapatkan imunisasi minimal nanti sampai usia 9 bulan. Ada banyak jenisnya BCG, Polio, DPT dan Campak. Kabarnya saat lahir ia juga telah dikasih imunisasi, tapi koq saya ga tahu ya? 😦

Sebagai seorang ayah pendatang baru dan minus pengalaman jelas saya didera kegalauan yang berat. Apalagi timbul perdebatan antara kelompok pro dan kontra imunisasi, sayangnya saya tidak bisa golput karena salah satu harus dipilih. Nah, memilihnya ini yang bikin sakit kepala atau jangan-jangan justru saya yang harus diimunisasi.

Saya coba mencari pencerahan dengan membaca beberapa referensi dan diskusi dengan teman-teman tentang perkara ini. Eh bukannya tercerahkan saya justru makin terburamkan karena semua serba terbelah. Sebanyak teman yang pro sejumlah itu pula yang kontra. Saat membaca atau diskusi dengan yang pro saya berfikir untuk ikutan pro, eh saat dibaca ulasan dan pendapat yang menolak imunisasi dan vaksinasi karena merupakan suatu konspirasi saya pun berfikir untuk juga menolak. Bagi yang punya bayi kembar mungkin agak lega karena bisa disiasati, satu diimunisasi dan satu lagi tidak. Lalu dilihat perkembangannya 20 tahun lagi. Eh saya, ini anak pertama ga mungkin saya coba-coba.

Pendapat masing-masing pihak begitu meyakinkan, yang PRO punya argumen penguat yang KONTRA pun tak kalah hebat argumennya sebagaimana juga diulas muslimafiyah, Beberapa poin perbandingannya bisa dilihat sebagai berikut:

Pro Imunisasi dan Vaksinasi

  • Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena telah banyak kasus ibu hamil membawa virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis B yang membahayakan ibu dan janin.
  • Vaksinasi penting dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi berkembang menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan polio.
  • Walaupun kekebalan tubuh sudah ada, akan tetapi kita hidup di negara berkembang yang notabene standar kesehatan lingkungan masih rendah. Maka untuk antisipasi terpapar penyakit infeksi, perlu dilakukan vaksinasi.
  • Efek samping yang membahayakan bisa kita minimalisasi dengan tanggap terhadap kondisi ketika hendak imunisasi dan lebih banyak cari tahu jenis-jenis merk vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang.
  • Jangan hanya percaya isu-isu tidak jelas dan tidak ilmiah, vaksin tidak memicu suatu penyakit tertentu.
  • Vaksin bukan konspirasi atau akal-akalan negara barat, mereka pun terjadi pro-kontra juga.
  • Ada beberapa fatwa halal dan bolehnya imunisasi.

Kontra Imunisasi dan Vaksinasi

  • Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabene pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain.
  • Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain.
  • Lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya, banyak efek sampingnya.
  • Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang.
  • Konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda mereka.
  • Bisnis besar di balik program imunisasi bagi mereka yang berkepentingan. Mengambil uang orang-orang muslim.
  • Menyingkirkan metode pengobatan muslim seperti minum madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda.
  • Adanya ilmuwan yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi.
  • Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi.

Setelah membandingkan ini semua, bagaimana mungkin saya ga galau stadium 4 menghadapinya. Saya tentu tidak mau jika pilihan saya berdampak negatif bagi kesehatan Hilya.
Mohon saran dan pendapat dari yang lain. Mas Dani anaknya diimunisasi ga? Sri Izawati bagaimana? bagaimana menurut Buk Bidan Mila dan Buk Dokter Nita. Mohon pencerahannya kawan-kawan semua, demi si kecil Hilya πŸ™‚

hilya

46 responses to “Bingung Soal Imunisasi dan Vaksinasi

  1. Saya sih lebih baik tidak di imuisasi, karna Tuhan telah menciptakan kita dengan petunjuknya. Katanya kalau anak disusui saja secara dua tahun penuh tanpa dikasih makanan pengganti atau minuman susu botol, maka ketahanan tubuh si anak akan terjaga dari berbagai penyakit. πŸ™‚

    selain itu kecerdasan anak juga akan terdukung penuh. πŸ™‚

      • sampai saat ini saya juga msh sama bgungnya uda hehe… pas lahir saya mlah lupa utk imunisasi ghifar dan pas 1 bulan kmren Ghifar imunisasi eh suntikanya meleset krn ghifar “lasak”, akhrnya dsuntik dua kli hiks…kedepanya jd mikir buat imunsasi terlbh nnti ada yg bkin demam juga ktnya…
        klo saya mgk bkal bolong2 uda alias milih2 imnsi dan vaksinya dtambah byakin mkn sayur, madu, kurma biar asinya berkualitas dan prog asi eks 2 thunny sukses…
        klo soal sakit anak sepupu saya 3 org g ada yg imunisasi alhmdulillah sehat aj..bahkan anak pak etek 9 org g pke imnsasi semuanya hehe
        imunisasi atau g bismillah aja uda…

      • wuiss disuntik 2X, apakah itu tidak berbahaya? klo soal demam itu kata orang memang efek dari imunisasi tapi tidak terjadi pada setiap anak.
        kalau boleh tahu imunisasi/vaksin apa saja yg dipilih?
        iya sih, dengar cerita teman2 byk juga yang anaknya ga diimunisasi tapi full dipasok dengan makanan bernutrisi dan tentu saja ASI eksklusif.

        semoga saya bisa memutuskannya segera. dan bismillah.. πŸ™‚

      • saya baru imunisasi bcg sm polio aja uda…untuk DPT masih ragu krna banyak ada DPT 1, 2 dst dan efek demamnya bkkin saya nggak tega… teman2 pun bilang gak lengkap DPT nya krna efek demam itu… saya juga masih mncri refrensi uda utk menguatkan saya tidak imunisasi …. byk yg imunisasi toh masih sakit juga… hehe

        IMUNISASI atau IMUN is ASI πŸ™‚

      • apapun itu, semoga menjadi pilihan yang terbaik untuk anak-anak. imunisasi adalah bentuk ikhtiar, kurma madu dsb juga bentuk ikhtiar. sedangkan sehat atau sakit adalah dari Allah..

        kalau soal ASI mah tidak diragukan lagi, sepertinya kelompok antivaks dan provaks sama-sama bersepakat kalau ASI adalah hal yang penting untuk pertumbuhan bayi πŸ™‚

        dan sampai sekarang, saya masih tetap galaaau πŸ˜€ heheheh

  2. awalnya saya juga benar-benar bimbang… karena informasinya memang serba berimbang… terlebih saya juga sama sekali tidak terbayang… bagaimana proses perkembangan vaksin dan imunisasi dari awal hingga sekarang… asli, waktu itu benar-benar gamang… akhirnya saya tutup mata, menyerahkan saja pada yang berwenang… istri saya yang kebetulan orang medis mungkin ilmunya lebih gamblang… ya sudah, saya manut saja daripada jiwa saya semakin terguncang… akhirnya anak saya diimunisasi deh, Bang…

    **jangan ditiru ya om… 😐

    • hehe, untung istrinya ga ikutan gamang ya mas?
      kalau saya beda, istri menyerahkan sepenuhnya keputusan ditangan saya jadi saya ga bisa tutup mata hehehe πŸ˜€

  3. Saya pilih imunisasi Da. Sebagai upaya ikhtiar saya jaga kesehatan anak. Bismillah aja Da dan serahkan semua sama Allah. Saya dan istri kecil dulu diimunisasi dan alhamdulillaah sehat-sehat juga. Apapun pilihan yang diambil kan insyaAllah buat kebaikan anak.

  4. Sayangnya gak ada vaksin di bidang kedokteran gigi.. Hehehe… Tapi hal ini sempet didiskusiin di grup angkatanku..
    Scr medis, temenku yang sudah punya anak banyak yang pro utk vaksin, ada jg yang kontra biasanya berdasarkan agama, yang kontra ini Alhamdulillah anaknya sehat-sehat saja.
    Untuk diriku sendiri, aku sendiri vaksin hepatitis utk jaga diri krn profesiku drg..

  5. Kalo pendapat saya uda, saya akan mengikuti program imunisasi.

    Alasannya (selain dari alasan provaks yang sudah dipaparkan diatas) –>

    1. Melakukan apa yang pernah didapatkab diwaktu kecil. Kebetulan saya adalah anak yang dulu sewaktu kecilnya mendapatkan imunisasi lengkap. Dan Alhamdulillah sampai sekarang, aman.

    2. Pengalaman orang dahulu (yang lahir sebelum 1970-an) banyak anak yang meninggal dalam umur yang masih kecil. Dan dari cerita kakek saya dan kakak orang tua saya, katanya anak2 tersebut terjangkit penyakit kulit, buta mendadak setelag demam tinggi, dan panas tinggi disertai kejang. Dan dari sumber yang pernah kita baca, ciri2 itu semua bisa jadi merujuk kepada penyakit campak, cacar, atau meningitis.

    3. Dan dari hasil penelitian, memang ada hasil.vaksin yang menimbulkan ‘kejadian ikutan pasca imunisasi’ (KIPI), namun kejadian ini persentasenya jauh lebih kecil dari jumlah kejadian yang menunjukkan kemanfaatan yang diberikab oleh vaksin.

    Dalam kata sederhananya, manfaat vaksin jauh lebih besar dari mudharatnya.

    #satu hal yang penting yang mungkin perlu diperhatikan adalah kondisi bayi pada saat akan.diimunisasi serta menanyakan dengan jelas apa2 reaksi yang mungkin terjadi pasca imunisasi tersebut agar uda dan uni tidak panik dalam menjaga sikecil.

    (gapapa ya da, orang yang blum berpengalaman seperti saya yang kasih pendapatnya :))

    • Uda pun mendapatkan imunisasi sejak kecil, alhmadulillah jadinya seperti ini πŸ™‚ namun karena akhir2 ini terpapar lagi oleh info anti vaksin yang di share oleh teman-teman akhirnya galau sendiri.

      Terima kasih banyak atas pendapatnya Mel..
      He kalau soal ilmu ini ga perlu menunggu pengalaman, semoga pengalamannya segera menyusul ya.. Aamiin πŸ™‚

  6. Coba diskusi sama dokter anak, tanya-tanya agar lebih jelas, dan jangan satu dokter πŸ™‚

    Anak-anak saya semua di imunisasi/vaksin… Alhamdulillah sehat semua.

    • Sudah mbak, kemaren sudah coba tanya-tanya juga dengan dokter yang membidangi itu..
      tapi ya kalau nanya ke dokter pastilah provaksin πŸ™‚

      eh saya dulu juga diimunisasi koq mbak

      • Naaaah itu sudah mengalami…
        Tapi teteh juga pilih2 sih, kalau vaksin flu mah ngga pernah mau, biar badannya sajalah yg memproduksi anti flunya πŸ™‚

      • he iya πŸ™‚
        eh soal pilih2 vaksin.. dulu saat anak-anak mbak imunisasi, vaksin apa saja yang diberikan?
        oh iya satu lagi, di Jerman sana apakah masyarakatnya juga memberikan imunisasi untuk anak-anak mereka mba?

      • Umumnya sih setahu saya iya…
        Setiap anak punya buku khusus dgn catatan perkembangannya, plus jadwal imunisasi gitu. Jadi ya mau ngga mau yaaa…
        Waaah apa yaaa… sudah lupaaa hrs lihat lagi bukunya.

      • oh berarti di negara maju sekelas Jerman masih memberikan imunisasi utk anak-anak mereka, info ini akan membantah kabar bahwa imunisasi adalah “racun” yang dikirim utk negara berkembang.

        hehe sudah lupa ya mbak.. tidak apa-apa, terima kasih banyak atas infonya mbak πŸ™‚

      • Ada bbrp imunisasi wajib buat anak-anak, dan untuk anak gadis ada lagi satu imunisasi wajib untuk mencegah kangker kandungan yg diberikan saat anak berusia 15-17 thn.

        Di Swedia juga setahu saya masih, soalnya mbak Cha cerita soal imunisasi buat bayinya πŸ™‚

  7. Yg mengatur soal sehat sakitnya seseorang memang dari Allah Yang Maha Kuasa. Tapi manusia diberi kebebasan, pilihan untuk berikhtiar.
    Sebagai mahasiswa kesehatan, ya saya anjurkan buat ikutin imunisasi lengkap. Tetap niatkan sebagai ikhtiar untuk memperoleh kebaikan.
    Soal konspirasi sendiri, semua yg ada sekarang memang serba abu-abu. Kembali lagi ke individu masing-masing, luruskan niat aja.

  8. Sepakat sama kak amel or resep senyum πŸ˜‰
    Saya baca d islamedia juga tidak ada larangan para ulama terkait vaksin bang.. Btw tulisan ini jadi menyebabkan saya searching lebih lanjut ttg vaksin.. Apalagi pas paginya uda udah nanya ‘ntar di imunisasi ga i?’ dan saya udah ada jawabannya πŸ˜€

  9. Serahkan ke ahlinya. Yang ahli di bidang ini adalah dokter anak. Fardu kifayahnya untuk dokter anak. Jadi percayakan kepada mereka. Kalau ada apa-apa yang berdosa adalah mereka bukan kita. Kalau nanti terjadi masalah karena tidak diimunisasi, apakah sanggup mempertanggung-jawabkannya nanti di hadapan Allah? Apa alasan kita untuk tidak mengimunisasi padahal yang punya ilmu dan fardu kifayah baginya menyuruh kita.
    Kalau ada argumen tubuh kita punya mekanisme sendiri. Iya memang benar, tapi harus konsekuen jika sakit jangan diobati ya. Tubuh punya mekanisme sendiri untuk sembuh kalau tubuh masih sanggup, kalau tak sanggup tubuh membuang (membunuh) organnya, kalau juga tak sanggup tubuh akan bunuh diri (alias mati) he he.
    Tambah argument, nabi saja dulu mengimunisasi anak-anak. Nabi memasukkan kuman mulutnya kepada bayi melalui kurma (Saya pakai argumen terbalik he he…)
    Vaksin itu adalah informasi. Pilihan mengimunisi atau tidak, sama ibaratnya dengan kita menyuruh anak-anak pergi berpetualang ke suatu tempat. Maka kita beri anak-anak itu bekal. Kita kasih gizi yang lengkap, kita kasih peralatan perlengkapan selama perjalanan, kita kasih bekal. Nah, bedanya kalau diimunisasi sama dengan memberitahukan informasi bahwa di perjalanan nanti akan ada berbagai rintangan yang dihadapi untuk sampai tujuan, apa-apa saja rintangannya dan bagaimana cara mengatasinya. Kalau yang tidak imunisasi, kita tidak kasih informasi rintangan ini, kita hanya mempersiapkan bekal peralatan mereka saja. Setiap rintangan yang akan dihadapi nanti, mereka dengan peralatan dan bekal yang telah kita beri itu lah yang akan mereka gunakan dengan cara mereka sendiri. Kalau mereka sukses selamat sampai tujuan, maka mereka akan menjadi orang hebat. Silahkan pilih, ingin yang mana cara membesarkan anak.
    Nah, kalau masalah halal haram, kita serahkan kepada yang ahli yaitu MUI. Lalu kita serahkan pula tanggung jawab kepada ilmuwan ahli vaksin untuk menciptakan, menjaga dan mengawasi kehalalannya.
    Kalau masalah politik dan konspirasi itu, ya kita serahkan kepada yang ahli agar bisa membalikkan situasi. Kita lah yang harus menguasai ilmu dan produksi serta uangnya.
    Ini juga ada tulisan membahas vaksin http://www.islamedia.co/2014/12/pandangan-islam-terhadap-vaksinasi.html

  10. Kemarin teman saya curhat, katanya ga satu pun anaknya ikut imunisasi. Saya yang jadi heboh nanya2 ke teman yang kebetulan dokter (padahal saya ga punya anak). Beberapa jawaban yang informatif adalah imunisasi memberikan kekebalan tambahan terhadap suatu penyakit. Ya, walaupun kita ga otomatis kebal dengan penyakit tersebut, setidaknya tubuh sudah punya pertahanan duluan πŸ˜€

Tinggalkan komentar