Keragu-raguan Yang Membunuh

momentum

Saat mendekati perempatan dan traffic light berwarna kuning, lalu kau ragu-ragu antara harus mengurangi kecepatan atau menambah kecepatan, itulah detik-detik mendekati kehancuran.
Saat kau berada di belakang kendaraan yang berjalan pelan di tengah ruas jalan, lalu kau ragu-ragu antara harus menyalip dari arah kiri yang kosong atau dari arah kanan, itulah detik-detik dimana kau akan di klakson pengendara di belakangmu yang seolah berteriak, “hai bodoh cepat minggir

Keragu-raguan adalah pembunuh gelap,ia bersembunyi diantara kehati-hatian yang terlalu khawatir dan keberanian yang terlanjur nekat. Berhati-hati itu boleh, tapi jangan terlalu khawatir sehingga seluruh ruang fikiran terisi oleh banyak prasangka dan dugaan-dugaan negatif. Berani itu boleh, tapi jangan tanpa perhitungan sehingga ia hanya menjadi kenekatan belaka. Keragu-raguan hanya membuatmu berjalan lamban saat yang lain melesat maju memenuhi ijtihad fikiran mereka.

Maka kau tinggalkanlah keragu-raguan itu disini, sebelum kau terkapar dibunuhnya. Dan setelah tikungan itu kau harus melaju dengan penuh keyakinan. Jangan tergoda akan banyaknya tempat persinggahan teduh disepanjang jalan, itu akan memperlambatmu. Jangan mengeluh saat kau melewati jalanan berlubang, sabar.. itu hanya sebentar, tepat setelah tanjakan diujung sana akan ada jalanan bagus dan lebar.

Berjalanlah penuh keyakinan..

49 responses to “Keragu-raguan Yang Membunuh

  1. aih..sepertinya ajakan ku pertama telah menghilangkan keraguanmu untuk melanjutkannya bro..he..he..benarkah… šŸ™‚

  2. Hmmm… jalan lintas Bukittinggi -Lubuk Sikaping… sekitaran Palupuh kah….? …#sokteu…
    Eh Lupa…Tok..tok… Assalamu’alaikum…??!! Ado rangagam datang batandang šŸ™‚

    • oho.. iyo sabana sokteu he.. jalan lintas bukik-lubuak alun sagagah iko lai šŸ˜€

      wa’alaikumussalam..
      silahkan masuk, maaf hanya ada air putih saja untuak rangagam, lai ndak ba’a doh kan?

  3. Assalaamu’alaikum wr.wb…

    Keraguan itu benar-benar satu musibah yang belum terjadi. Maka hindari ia dengan keyakinan dan kepercayaan diri. Ayuh.. maju dengan ilmu bukan dengan emosi.

    Pesanan yang mencerahkan. Semoga diberkati Allah.

    Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak.

Tinggalkan Balasan ke rangtalu Batalkan balasan